Markus 2:1-12

Ada 4 hal istimewa yang perlu kita ketahui belajar dari kisah mujizat di atas :
1. Apakah mujizat? Menurut kamus bahasa Inggris, defenisi mujizat adalah tindakan atau kejadian yang tidak mengikuti hukum alam dan diyakini dilakukan
oleh Tuhan. Namun sebagai orang beriman, kita bukan sekedar meyakini
tetapi mempercayai sepenuhnya bahwa setiap mujizat dikerjakan oleh
Tuhan. Waktu Yesus berjalan di atas air, itu bertentangan dengan hukum
alam. Menurut hukum alam, manusia yang hidup tidak bisa berjalan di atas
air, pasti tenggelam. Ketika Yesus mengubah air menjadi anggur di
perkawinan di Kana, itu tidak mengikuti hukum alam. Air tidak mungkin
bisa berubah menjadi anggur. Jadi kita sangat percaya bahwa mujizat
adalah segala sesuatu yang dilakukan Tuhan yang tidak mengikuti hukum
alam.
2. Mujizat bukan hanya kesembuhan tetapi juga yang lainnya.
Dalam pelayananNya, Yesus menyembuhkan banyak orang sakit. Tetapi
mujizat Tuhan bukan hanya untuk kesembuhan fisik tetapi juga atas semua
masalah dan persoalan hidup. Tuhan bisa mengadakan mujizat ekonomi,
pekerjaan, dan masalah-masalah lainnya. Mujizat Tuhan juga bisa terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dalam kedaulatan Tuhan, mujizat bisa terjadi tanpa usaha manusia atau karena ada usaha manusia.
Seorang balita usia 1 ½ tahun selamat dari amukan tsunami Mentawai
akhir tahun lalu. Karena arus tsunami anak itu terlepas dari ibunya dan
kemudian tersangkut di sebuah saluran air. Kedua orangtuanya dan 4 orang
kakaknya meninggal. Bayi itu selamat setelah dua hari tsunami. Saya
percaya bahwa itu adalah mujizat Tuhan tanpa ada usaha manusia di
dalamnya. Anak itu kemudian diberi nama Immanuel Tegar.
Waktu gunung Merapi, Jogyakarta meletus, saya membaca headline
sebuah surat kabar berbunyi: mujizat di tengah amukan Merapi. Dalam
surat kabar itu dikisahkan tentang seorang pemuda yang hendak
menyelamatkan seorang nenek dari letusan gunung Merapi. Tetapi ketika ia
menuju kediaman nenek itu, awan panas tiba-tiba menghadangnya. Ia
mencampakkan sepeda motornya dan melompat ke sebuah selokan. Ketika awan
panas berlalu, ia keluar dari selokan dan melihat motornya serta nenek
dan rumahnya sudah hangus. Jadi pemuda itu mengalami mujizat karena ada
usaha manusia.
4. Bagaimana kita mengalami mujizat disertai usaha kita.
Orang lumpuh dalam kisah di atas mengalami mujizat karena ada
usaha-usaha yang dilakukan. Karena itu, belajar dari kisah orang lumpuh
yang disembuhkan Yesus, ada lima hal yang perlu kita lakukan untuk
mengalami mujizat Tuhan :
1. Mencari dan tanggapan positif terhadap kesempatan. Saya
yakin bahwa orang lumpuh ini sebelumnya sudah mendengar berita-berita
tentang pelayanan Yesus yang penuh mujizat. Apalagi Yesus banyak
melakukan mujizat di Kapernaum. Sehingga ketika ia mendengar bahwa Yesus
kembali ke Kapernaum, ia memberikan tanggapan positif. Sebenarnya bisa
saja ia seperti orang Farisi yang memberikan tanggapan negatif dengan
berkata bahwa Yesus sesat dan menyembuhkan orang dengan kuasa Beelzebul.
Atau bisa saja ia memberikan tanggapan netral yaitu tidak negatif dan
juga tidak positif artinya bersikap tidak mau tahu. Tetapi Alkitab
berkata bahwa orang lumpuh itu ingin bertemu Yesus muka dengan muka.
Hal
ini sangat penting dalam hidup kita sehari-hari. Ada ungkapan berkata :
orang bodoh melewatkan kesempatan, orang pintar memanfaatkan
kesempatan, orang jenius menciptakan dan memanfaatkan kesempatan. Bill
Gates menjadi orang terkaya dunia karena menciptakan Microsoft, sebuah
perangkat lunak komputer. Steve Jobs juga menjadi milyuner karena
menciptakan Gadget Apple. Mark
Zuckerberg menjadi terkenal karena membuat situs jejaring sosial
Facebook. Banyak lagi orang-orang yang berhasil karena mereka
menciptakan dan memanfaatkan kesempatan. Minimal kita jangan menjadi
orang bodoh, yaitu orang yang melewatkan kesempatan. Jangan pernah
melewatkan setiap kesempatan dalam hidup ini apalagi kesempatan
beribadah kepada Tuhan. Ibadah adalah kesempatan bagi kita memuliakan
Tuhan dan menerima anugerahNya. Dalam Ibadah yang lemah dikuatkan, yang
susah dihiburkan, yang putusasa diberikan pengharapan, yang sakit
disembuhkan. Jangan hanya karena pesta, atau karena ada tamu atau karena
hujan Anda tidak beribadah. Kalau kita beribadah maka mujizat Tuhan pasti kita rasakan. Manfaatkan kesempatan beribadah.
2. Sungguh-sungguh dan bertekun. Keempat
orang yang menggotong orang lumpuh itu menjumpai rumah itu penuh sesak,
tidak ada jalan untuk bertemu dengan Yesus. Tetapi mereka tidak patah
semangat. Mereka buka atap rumah dan menurunkan orang lumpuh itu tepat
di depan Yesus. Mereka tidak tawar hati tetapi punya kreativitas, ada
usaha dan bekerja keras. Bagaimana dengan hidup Anda? Apakah anda masih
bersemangat ketika doa sepertinya tidak dijawab Tuhan? Ataukah
Anda tidak mau beribadah karena permohonan anda belum dikabulkan Tuhan.
Untuk mengalami mujizat butuh kesungguhan dan ketekunan.
3. Hidup yang suka berkorban.
Orang lumpuh itu bisa berada di depan Yesus karena ada empat orang yang
rela berkorban. Pertama korban waktu. Butuh waktu membawa orang lumpuh
itu dari rumahnya ke tempat Yesus. Kedua, korban tenaga, yaitu mengusung
dan mengangkatnya ke atap rumah. Ketiga, korban keahlian. Waktu mereka
tidak bisa melalui pintu, ada yang memberikan ide supaya masuk melalui
atap. Keempat, korban uang. Tentu untuk membereskan atau memperbaiki
kembali atap rumah itu butuh uang. Jadi butuh korban untuk sebuah
mujizat. Siapkah Anda berkorban untuk mengalami mujizat Tuhan?.
4. Bersedia diampuni dosanya. Di
dalam kemahatahuan Yesus, orang ini hidupnya tidak beres, penuh dosa.
Sehingga ucapan yang pertama sekali dikatakan Yesus adalah “Hai anakKu,
dosamu sudah diampuni”. Orang lumpuh itu sadar bahwa hidupnya berdosa
sehingga ia tidak membantah perkataan Yesus. Kita harus mengaku
kelemahan kita, minta ampun atas segala dosa kita barulah kita menerima
mujizat Tuhan. Pengampunan dosa adalah pintu gerbang untuk mengalami
mujizat Tuhan.
5. Melangkah dengan iman dan hidup dalam ketaatan. Orang lumpuh itu tidak mungkin bisa berjalan kalau ia tidak melangkah dengan iman ketika Yesus berkata : “..bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu.”
Karena itu kita juga perlu melangkah dengan iman. Untuk melangkah
dengan iman perlu iman yang bertumbuh. Iman supaya bertumbuh perlu
mendengar Firman Tuhan. (Roma10:17). Sebab itu jangan puas sekali
seminggu mendengar Firman Tuhan. Ikuti ibadah-ibadah sel atau ibadah wadah pelayanan supaya iman kita bertumbuh untuk kemudian melihat mujizat Tuhan. Haleluyah, Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar