Pages

Senin, 23 Januari 2012

Mujizat itu Nyata

Markus 2:1-12
Semua orang yang bersama Yesus takjub ketika melihat orang lumpuh berjalan. Mereka berkata : “yang begini belum pernah kita lihat”. Rindukah Anda dimana keluarga, tetangga, kerabat atau temanmu berkata : “yang begini belum pernah kita lihat” ketika melihat mujizat Tuhan yang terjadi dalam hidupmu? Itu sangat mungkin terjadi.
Ada 4 hal istimewa yang perlu kita ketahui belajar dari kisah mujizat di atas :
1.   Apakah mujizat? Menurut kamus bahasa Inggris, defenisi mujizat adalah tindakan atau kejadian yang tidak mengikuti hukum alam dan diyakini  dilakukan oleh Tuhan. Namun sebagai orang beriman, kita bukan sekedar meyakini tetapi mempercayai sepenuhnya bahwa setiap mujizat dikerjakan oleh Tuhan. Waktu Yesus berjalan di atas air, itu bertentangan dengan hukum alam. Menurut hukum alam, manusia yang hidup tidak bisa berjalan di atas air, pasti tenggelam. Ketika Yesus mengubah air menjadi anggur di perkawinan di Kana, itu tidak mengikuti hukum alam. Air tidak mungkin bisa berubah menjadi anggur. Jadi kita sangat percaya bahwa mujizat adalah segala sesuatu yang dilakukan Tuhan yang tidak mengikuti hukum alam.
  
2.   Mujizat bukan hanya kesembuhan tetapi juga yang lainnya. Dalam pelayananNya, Yesus menyembuhkan banyak orang sakit. Tetapi mujizat Tuhan bukan hanya untuk kesembuhan fisik tetapi juga atas semua masalah dan persoalan hidup. Tuhan bisa mengadakan mujizat ekonomi, pekerjaan, dan masalah-masalah lainnya. Mujizat Tuhan juga bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
3.   Dalam kedaulatan Tuhan, mujizat bisa terjadi tanpa usaha manusia atau karena ada usaha manusia. Seorang balita usia 1 ½ tahun selamat dari amukan tsunami Mentawai akhir tahun lalu. Karena arus tsunami anak itu terlepas dari ibunya dan kemudian tersangkut di sebuah saluran air. Kedua orangtuanya dan 4 orang kakaknya meninggal. Bayi itu selamat setelah dua hari tsunami. Saya percaya bahwa itu adalah mujizat Tuhan tanpa ada usaha manusia di dalamnya. Anak itu kemudian diberi nama Immanuel Tegar.
Waktu gunung Merapi, Jogyakarta meletus,  saya membaca headline sebuah surat kabar berbunyi: mujizat di tengah amukan Merapi. Dalam surat kabar itu dikisahkan tentang seorang pemuda yang hendak menyelamatkan seorang nenek dari letusan gunung Merapi. Tetapi ketika ia menuju kediaman nenek itu, awan panas tiba-tiba menghadangnya. Ia mencampakkan sepeda motornya dan melompat ke sebuah selokan. Ketika awan panas berlalu, ia keluar dari selokan dan melihat motornya serta nenek dan rumahnya sudah hangus. Jadi pemuda itu mengalami mujizat karena ada usaha manusia.
4.   Bagaimana kita mengalami mujizat disertai usaha kita. Orang lumpuh dalam kisah di atas mengalami mujizat karena ada usaha-usaha yang dilakukan. Karena itu, belajar dari kisah orang lumpuh yang disembuhkan Yesus, ada lima hal yang perlu kita lakukan untuk mengalami mujizat Tuhan :
1.    Mencari dan tanggapan positif terhadap kesempatan. Saya yakin bahwa orang lumpuh ini sebelumnya sudah mendengar berita-berita tentang pelayanan Yesus yang penuh mujizat. Apalagi Yesus banyak melakukan mujizat di Kapernaum. Sehingga ketika ia mendengar bahwa Yesus kembali ke Kapernaum, ia memberikan tanggapan positif. Sebenarnya bisa saja ia seperti orang Farisi yang memberikan tanggapan negatif dengan berkata bahwa Yesus sesat dan menyembuhkan orang dengan kuasa Beelzebul. Atau bisa saja ia memberikan tanggapan netral yaitu tidak negatif dan juga tidak positif artinya bersikap tidak mau tahu. Tetapi Alkitab berkata bahwa orang lumpuh itu ingin bertemu Yesus muka dengan muka.
Hal ini sangat penting dalam hidup kita sehari-hari. Ada ungkapan berkata : orang bodoh melewatkan kesempatan, orang pintar memanfaatkan kesempatan, orang jenius menciptakan dan memanfaatkan kesempatan. Bill Gates menjadi orang terkaya dunia karena menciptakan Microsoft, sebuah perangkat lunak komputer. Steve Jobs juga menjadi milyuner karena menciptakan Gadget Apple. Mark Zuckerberg menjadi terkenal karena membuat situs jejaring sosial Facebook. Banyak lagi orang-orang yang berhasil karena mereka menciptakan dan memanfaatkan kesempatan. Minimal kita jangan menjadi orang bodoh, yaitu orang yang melewatkan kesempatan. Jangan pernah melewatkan setiap kesempatan dalam hidup ini apalagi kesempatan beribadah kepada Tuhan. Ibadah adalah kesempatan bagi kita memuliakan Tuhan dan menerima anugerahNya. Dalam Ibadah yang lemah dikuatkan, yang susah dihiburkan, yang putusasa diberikan pengharapan, yang sakit disembuhkan. Jangan hanya karena pesta, atau karena ada tamu atau karena hujan Anda tidak beribadah.  Kalau kita beribadah maka mujizat Tuhan pasti kita rasakan. Manfaatkan kesempatan beribadah.
2.    Sungguh-sungguh dan bertekun. Keempat orang yang menggotong orang lumpuh itu menjumpai rumah itu penuh sesak, tidak ada jalan untuk bertemu dengan Yesus. Tetapi mereka tidak patah semangat. Mereka buka atap rumah dan menurunkan orang lumpuh itu tepat di depan Yesus. Mereka tidak tawar hati tetapi punya kreativitas, ada usaha dan bekerja keras. Bagaimana dengan hidup Anda? Apakah anda masih bersemangat ketika doa sepertinya tidak dijawab Tuhan?  Ataukah Anda tidak mau beribadah karena permohonan anda belum dikabulkan Tuhan. Untuk mengalami mujizat butuh kesungguhan dan ketekunan.
3.    Hidup yang suka berkorban. Orang lumpuh itu bisa berada di depan Yesus karena ada empat orang yang rela berkorban. Pertama korban waktu. Butuh waktu membawa orang lumpuh itu dari rumahnya ke tempat Yesus. Kedua, korban tenaga, yaitu mengusung dan mengangkatnya ke atap rumah. Ketiga, korban keahlian. Waktu mereka tidak bisa melalui pintu, ada yang memberikan ide supaya masuk melalui atap. Keempat, korban uang. Tentu untuk membereskan atau memperbaiki kembali atap rumah itu butuh uang. Jadi butuh korban untuk sebuah mujizat. Siapkah Anda berkorban untuk mengalami mujizat Tuhan?.
4.    Bersedia diampuni dosanya. Di dalam kemahatahuan Yesus, orang ini hidupnya tidak beres, penuh dosa. Sehingga ucapan yang pertama sekali dikatakan Yesus adalah “Hai anakKu, dosamu sudah diampuni”. Orang lumpuh itu sadar bahwa hidupnya berdosa sehingga ia tidak membantah perkataan Yesus. Kita harus mengaku kelemahan kita, minta ampun atas segala dosa kita barulah kita menerima mujizat Tuhan. Pengampunan dosa adalah pintu gerbang untuk mengalami mujizat Tuhan.
5.    Melangkah dengan iman dan hidup dalam ketaatan.  Orang lumpuh itu tidak mungkin bisa berjalan kalau ia tidak melangkah dengan iman ketika Yesus berkata : “..bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu.” Karena itu kita juga perlu melangkah dengan iman. Untuk melangkah dengan iman perlu iman yang bertumbuh. Iman supaya bertumbuh perlu mendengar Firman Tuhan. (Roma10:17). Sebab itu jangan puas sekali seminggu mendengar Firman Tuhan. Ikuti ibadah-ibadah sel atau  ibadah wadah pelayanan supaya iman kita bertumbuh untuk kemudian melihat mujizat Tuhan. Haleluyah, Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar